Ujian Kompetensi SMK Geologi Pertambangan tenggarong tadi pagi tanggal 6 Januari 20011 resmi dibuka oleh Kepala SMK Mohamad Fadli, SP., MP. Kegiatan ini adalah agenda rutin SMK setiap tahun sebagai bagian prasyarat kelulusan bagi siswa kelas 3 atau 12. Kegiatan ujian kompetensi ini dibagi menjadi 3 mata uji yaitu pemetaan geologi, pemetaan topografi dan perencanaan tambang dengan alokasi waktu dari pengambilan data lapangan sampai ujian verifikasi selama 60 hari kalender dengan 3 penguji eksternal dari DUDI dan 3 penguji internal dari SMK.
Project work ini merupakan gladi kerja terakhir siswa SMK sebelum diterjunkan ke lapangan kerja dengan multi skill yang di refresh kembali sehingga siswa benar - benar bisa terhadap keahlian yang dipelajarinya, ibarat mematangkan telor yang telah digodok selama 3 tahun dipoles hingga nantinya lezat jika disantap.
Kegiatan ini diikuti 94 siswa dengan 15 kelompok kerja yang masing -masing terdiri dari 5 - 6 orang siswa yang bekerja secara team work.
Pemetaan geologi, siswa diwajibkan memetakan geologi di luasan 10 Ha dengan minimal 3 satuan batuan yang berbeda, sedangkan di pemetaan topografi siswa dituntut mampu memetakan daerah seluas 3 Ha dengan kontur yang diolah secara komputerisasi dengan alat Total station, theodolit semi otomatis maupun manual. Pada Perencanaan tambang siswa diharapkan mampu merencanakan kebutuhan unit alat berat penambangan lengkap dengan perhitungan matematisnya.
Demikian kurikulum yang dikembangkan di SMK Geoper sekarang agar dapat mengikuti kemajuan industri pertambangan di Kaltim, karena jika mengacu pada kurikulum kemdiknas menurut KTSP 2006 maka akan ada jarak yang sangat jauh antara SMK dengan industri karena kurikulum yang dituntut sangat ilmiah sekali dan tidak aplicable dengan kebutuhan DUDI.
Seharusnya Kemdiknas melihat ke bawah, ke guru - guru SMK sebagai garda terdepan pendidikan, daripada meributkan UNAS yang tiada gunanya bagi siswa, ibaratnya tidak jadi beras, tapi skill yang diajarkan guru SMK di daerah yang sesuai tuntutan kerja inilah yang bisa jadi beras, mengantarkan siswa merubah nasib diri dan keluarganya naik derajat menjadi lebih sejahtera.
Project work ini merupakan gladi kerja terakhir siswa SMK sebelum diterjunkan ke lapangan kerja dengan multi skill yang di refresh kembali sehingga siswa benar - benar bisa terhadap keahlian yang dipelajarinya, ibarat mematangkan telor yang telah digodok selama 3 tahun dipoles hingga nantinya lezat jika disantap.
Kegiatan ini diikuti 94 siswa dengan 15 kelompok kerja yang masing -masing terdiri dari 5 - 6 orang siswa yang bekerja secara team work.
Pemetaan geologi, siswa diwajibkan memetakan geologi di luasan 10 Ha dengan minimal 3 satuan batuan yang berbeda, sedangkan di pemetaan topografi siswa dituntut mampu memetakan daerah seluas 3 Ha dengan kontur yang diolah secara komputerisasi dengan alat Total station, theodolit semi otomatis maupun manual. Pada Perencanaan tambang siswa diharapkan mampu merencanakan kebutuhan unit alat berat penambangan lengkap dengan perhitungan matematisnya.
Demikian kurikulum yang dikembangkan di SMK Geoper sekarang agar dapat mengikuti kemajuan industri pertambangan di Kaltim, karena jika mengacu pada kurikulum kemdiknas menurut KTSP 2006 maka akan ada jarak yang sangat jauh antara SMK dengan industri karena kurikulum yang dituntut sangat ilmiah sekali dan tidak aplicable dengan kebutuhan DUDI.
Seharusnya Kemdiknas melihat ke bawah, ke guru - guru SMK sebagai garda terdepan pendidikan, daripada meributkan UNAS yang tiada gunanya bagi siswa, ibaratnya tidak jadi beras, tapi skill yang diajarkan guru SMK di daerah yang sesuai tuntutan kerja inilah yang bisa jadi beras, mengantarkan siswa merubah nasib diri dan keluarganya naik derajat menjadi lebih sejahtera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar